Pengembangan Sumber Daya Manusia Unggul dalam Kerangka SDGs

AGENDA Pembangunan Berkelanjutan atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yang diluncurkan oleh PBBmenekankan pentingnya pembangunan SDM keunggulan sebagai salah satu pilar utama dalam mencapai kemajuan sosial, ekonomi dan lingkungan.

Dalam konteks Indonesia, target tujuan SDGs nomor 4 yaitu pendidikan berkualitas yang inklusif, adil dan merata. Hal ini mencakup kesetaraan akses terhadap pendidikan bagi semua anak, terutama mereka yang berada di daerah terpencil, miskin dan terpinggirkan. Dengan pendidikan yang berkualitas, Indonesia dapat mempersiapkan generasi muda yang memiliki kompetensi, kreativitas dan kecerdasan untuk bersaing di era globalisasi.

Sekolah bermutu unggul untuk seluruh anak Indonesia akan menghasilkan sumber daya manusia yang tidak hanya terampil dalam bidang akademik, namun juga memiliki nilai-nilai kemanusiaan, sosial, dan ekologi.

Baca juga: Pengembangan Sumber Daya Manusia Menjadi Fokus Untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Dalam konteks pendidikan inklusif dan berkeadilan, pengembangan sumber daya manusia yang unggul tidak lepas dari upaya untuk memastikan bahwa anak-anak yang terpinggirkan atau terpinggirkan, baik secara ekonomi, budaya, atau geografis, memiliki akses yang sama terhadap pendidikan yang berkualitas.

Sekolah bermutu unggul yang didorong oleh prinsip humanis dan ekologis, tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, namun juga membentuk karakter peserta didik yang peduli terhadap sesama dan lingkungan. Hal ini sejalan dengan tujuan SDGs untuk menghilangkan kemiskinan, kesenjangan dan memperjuangkan kelestarian bumi.

Pendekatan pendidikan holistik-humanis-ekologi berkelanjutan yang dirancang untuk menciptakan sumber daya manusia unggul harus memperhatikan aspek kesejahteraan anak secara menyeluruh. Pendidikan tidak hanya berfokus pada pengetahuan dan keterampilan kognitif, tetapi juga pada pengembangan karakter, emosi sosial, dan kesadaran lingkungan.

Baca juga: Mengembangkan Kompetensi SDM untuk Implementasi Transformasi Hijau

Dengan demikian, pendidikan menjadi instrumen untuk membangun generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berakhlak mulia, peka terhadap permasalahan sosial, dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap kelestarian alam dan bumi. Keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah, swasta, lembaga pendidikan, hingga masyarakat lokal, sangat penting dalam menjalankan proyek pendidikan holistik ini.

Upaya pengembangan sumber daya manusia unggul yang terintegrasi dengan prinsip SDGs memerlukan kolaborasi lintas sektor, untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung keberagaman, keberlanjutan, dan keadilan sosial. Sekolah di daerah marginal perlu mendapat perhatian khusus, baik dari segi fasilitas pendidikan, kualitas tenaga pengajar, dan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik daerah.

Inovasi DEI

Guna mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia, inovasi di bidang Diversity, Equity and Inclusion (DEI) sangatlah penting. Indonesia, dengan keragaman etnis, budaya dan agama yang kaya, menghadapi tantangan untuk memastikan bahwa setiap lapisan masyarakat, terutama kelompok marginal, memiliki akses yang sama terhadap peluang pendidikan, ekonomi dan sosial.

Baca juga: Kapasitas sumber daya manusia pelaku usaha dan ekonomi kreatif perlu ditingkatkan untuk mendukung pengembangan IKN

DEI berfokus pada prinsip keberagaman, kesetaraan dan inklusi, yang memungkinkan terciptanya ruang yang adil dan setara bagi semua orang, tanpa diskriminasi. Melalui penerapan prinsip DEI yang inovatif, Indonesia dapat mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, serta memperkuat integrasi sosial yang mendukung pencapaian SDGs secara keseluruhan.

Inovasi DEI di Indonesia tidak hanya sebatas kebijakan pemerintah, namun juga melibatkan peran sektor swasta, lembaga pendidikan, dan masyarakat sipil. Misalnya, sektor pendidikan dapat menciptakan kurikulum yang lebih inklusif dengan mengakomodasi keragaman budaya dan bahasa daerah, serta mengintegrasikan pendidikan yang berfokus pada kesadaran sosial dan lingkungan.

Selain itu, dunia usaha dapat mengadopsi kebijakan DEI dengan membuka kesempatan kerja yang adil bagi semua kelompok masyarakat. Melibatkan kelompok minoritas dan perempuan, serta memberikan akses yang lebih luas bagi mereka untuk berpartisipasi di dunia profesional. Inovasi ini dapat berkontribusi dalam mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial yang merupakan salah satu aspek penting dalam mencapai SDG 10 (pengurangan kesenjangan).

Baca juga: IHCBS 2024: Mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui Transformasi SDM & Bisnis

Penerapan inovasi DEI juga dapat mendorong terciptanya solusi yang lebih inklusif dan berkelanjutan terhadap permasalahan besar yang dihadapi Indonesia, seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan kesenjangan gender. Misalnya saja dengan memperkuat keberagaman perspektif dalam merancang kebijakan publik dan strategi pembangunan, Indonesia dapat menciptakan solusi yang lebih tepat sasaran dan adil bagi seluruh masyarakat.

Dengan mengedepankan prinsip DEI di setiap sektor kehidupan—baik pendidikan, ekonomi, kesehatan, maupun pemerintahan—Indonesia dapat mempercepat pencapaian SDGs dengan lebih efektif, memastikan tidak ada kelompok yang tertinggal dalam proses pembangunan berkelanjutan dan inklusif.

Satu kesehatan

Pendidikan holistik humanistik ekologi berkelanjutan merupakan pendekatan yang memandang manusia sebagai bagian integral dari ekosistem, dan menekankan pentingnya kesejahteraan holistik–baik fisik, emosional, sosial, dan lingkungan–sejak usia dini.

Pendekatan ini berfokus pada konsep One Health, yang mengakui bahwa kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Pendidikan berbasis One Health mengajarkan anak untuk memahami hubungan antara kesehatan tubuh, kesehatan ekosistem, dan kesejahteraan hewan. Sehingga, mereka bisa menjadi individu yang peduli terhadap kelestarian planet ini dan menjaga keseimbangan ekologi.

Dalam konteks ini, sekolah bukan hanya sekedar tempat memperoleh ilmu akademis, namun juga ruang untuk mengembangkan kesadaran ekologi dan sosial yang mendalam, sehingga mengarah pada perilaku yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam.

Kebahagiaan berkelanjutan dalam pendidikan holistik

Salah satu tujuan utama pendidikan holistik ekologi humanistik adalah menciptakan kebahagiaan berkelanjutan. Konsep ini mengacu pada kebahagiaan yang tidak hanya bergantung pada konsumsi materi atau kesuksesan pribadi saja. Namun lebih pada keseimbangan emosional, hubungan sosial yang sehat, dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.

Pendidikan yang berpusat pada kebahagiaan berkelanjutan mengajarkan anak untuk menemukan kebahagiaan dalam tindakan yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat, dan lingkungan. Ini juga melibatkan pembelajaran pentingnya empati, kerja sama, dan harmoni dengan alam.

Dengan pendekatan ini, anak-anak diajarkan untuk menghargai nilai-nilai non-materi, seperti solidaritas sosial, keseimbangan ekologi, dan kesejahteraan mental, yang berkontribusi terhadap kebahagiaan yang lebih permanen dan berkelanjutan di masa depan.

Pergerakan 1000 hari pertama kehidupan

Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) merupakan masa kritis yang meliputi seribu hari pertama kehidupan seorang anak, mulai dari konsepsi hingga usia dua tahun, yang mempunyai dampak jangka panjang terhadap perkembangan fisik, mental, dan emosi anak. .

Dalam konteks pendidikan holistik humanistik ekologi, fokus pada 1000 HPK menjadi sangat penting karena masa inilah yang menentukan kualitas sumber daya manusia di masa depan. Pendidikan yang dimulai sejak dini dengan pendekatan berbasis kesehatan dan kesejahteraan, meliputi nutrisi yang tepat, stimulasi emosi, dan pendidikan lingkungan hidup, sangat mempengaruhi pembentukan karakter dan kapasitas anak.

Dalam gerakan ini, penting untuk melibatkan orang tua, tenaga medis dan masyarakat, untuk menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Ketika 1000 hari pertama kehidupan terurus dengan baik, anak-anak akan tumbuh menjadi individu yang sehat, bahagia, dan memiliki kesadaran ekologis yang tinggi, yang pada akhirnya akan berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan dan kebahagiaan kolektif.

Usulan konkrit

1. Peningkatan akses dan kualitas infrastruktur pendidikan: perbaikan dan pembangunan sekolah di daerah terpencil dengan fasilitas yang memadai. Hal tersebut meliputi akses internet untuk pembelajaran daring, ruang kelas yang memadai, dan perpustakaan yang berisi berbagai materi pembelajaran.

2. Pelatihan guru berdasarkan pendekatan holistik: mengembangkan program pelatihan guru yang fokus pada pendekatan holistik, tidak hanya mengajarkan kurikulum akademik. Namun juga mengintegrasikan nilai-nilai kemanusiaan, sosial, dan ekologi dalam proses belajar mengajar.

3. Mengembangkan kurikulum yang inklusif dan berwawasan ekologi: mengembangkan kurikulum yang inklusif, menghargai keberagaman budaya, dan mencakup pendidikan berbasis lingkungan dan keberlanjutan, untuk membentuk karakter peserta didik yang peduli terhadap alam dan sesama.

4. Pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan: mendorong keterlibatan orang tua, masyarakat, dan lembaga setempat dalam mendukung kegiatan pendidikan di sekolah, seperti pembentukan kelompok belajar, program pendampingan, dan kegiatan sosial berbasis masyarakat.

5. Program beasiswa bagi anak-anak marginal: memberikan beasiswa kepada anak-anak dari keluarga miskin dan marginal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, termasuk beasiswa pendidikan yang meliputi biaya sekolah, buku dan alat belajar.

6. Kerjasama dengan swasta untuk program CSR pendidikan: melibatkan perusahaan dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) yang fokus pada peningkatan mutu pendidikan, pelatihan keterampilan kerja, dan pengembangan fasilitas pendidikan di daerah kurang mampu.

7. Pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran inklusif: mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, baik untuk mendukung pendidikan jarak jauh maupun pembelajaran berbasis aplikasi yang dapat menjangkau anak-anak di daerah terpencil, dengan tetap memperhatikan keragaman budaya dan bahasa.

8. Pendidikan karakter dan kewirausahaan sosial: menanamkan pendidikan karakter yang mengajarkan nilai-nilai integritas, tanggung jawab dan kepedulian sosial, serta mendorong berkembangnya kewirausahaan sosial yang dapat memberdayakan masyarakat lokal dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

Dengan langkah konkrit tersebut diharapkan kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif, berkelanjutan dan mendukung pencapaian SDGs di Indonesia. Sekaligus menghasilkan sumber daya manusia unggul yang siap menghadapi tantangan global di masa depan.